Thursday, March 13, 2008

Dollar Dicari, Rupiah Menangis

Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (13/3) pagi merosot tajam menembus angka Rp9.200 per dollar AS, karena pelaku pasar membeli dollar AS dalam jumlah yang cukup besar akibat kenaikan harga minyak dunia.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun tajam mencapai Rp9.225/9.230 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.153/9.155 per dollar AS atau melemah 72 poin, seperti dikutip dari Antara.



Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai 110 dollar AS per barel memicu pelaku memburu dollar AS dalam jumlah yang besar. Harga minyak dunia itu diperkirakan akan masih bergerak naik, akibat merosotnya cadangan minyak mentah AS dan besarnya kebutuhan minyak mentah dari China dan India, katanya.

Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan masih tertekan oleh kenaikan harga minyak mentah itu hingga mendekati angka Rp9.250 per dollar AS. "Kami optimistis rupiah masih akan tertekan oleh isu negatif menjelang bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga Fedfund," katanya.

Namun, menurut Edwin, dollar AS sendiri di pasar regional melemah akibat, ketidakpastian The Fed untuk membantu memberikan dukungan terhadap sistem perbankan AS.

Karena itu, dollar AS terhadap euro dan yen melemah masing-masing menjadi 1,5575 dan 101,10.

Edwin mengatakan, rupiah juga mendapat tekanan dari pasar saham Asia yang masih terpuruk. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali merosot pada perdagangan sore nanti, karena sentimen negatif cukup besar," katanya.

Meski demikian, menurut dia, kemerosotan rupiah saat ini dinilai hanya sementara saja, karena tekanan pasar yang kuat. Rupiah akan kembali membaik apabila The Fed memutuskan penurunan suku bunganya. Pelaku pasar asing saat ini cenderung menempatkan dananya di sektor komoditas dan minyak yang memberikan gain lebih besar. Karena itu dengan penurunan bunga The Fed, kemungkinan investor asing akan kembali bermain di pasar uang dan saham Indonesia untu meraih gain yang lebih besar, kata Edwin Sinaga.

No comments:

Search